Kamis, 02 Juli 2009

HIPOGONADISME

ASSIGNMENT BLOK 9
HIPOGONADISME







ANGGOTA KELOMPOK :
Heru Rusarianto
Vivi Permana Sarie
Ririn Anggraini
Novyana Veresty
Sri Putri Handayani




DOSEN PEMBIMBING :
dr. Erita Bustami, Sp.PD
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS JAMBI
2009

I. PENDAHULUAN
  • Hormon Kelamin Pria
    Salah satu organ reproduksi pada pria adalah testis,yang terdiri dari 900 lilitan tubulus semineferus. Pada tubulus semineferus ini terdapat sel interstisial Leydig, yang berfungsi menghasilkan hormone androgen, yaitu testosterone dan juga androstenedion, namun testosteron merupakn hormon yang lebih berperan dibandingkan dengan androstenedion dalam system reproduksi. Sel leydig hampir tidak ditemukan pada masa kanak- kanak tetapi sel Leydig akan meningkat pada saat bayi laki-laki baru lahir dan pada saat dewasa setelah pubertas. Hal ini dikarenakan pada trimester pertama kehamilan kadar gonadotropik Korionik akan memuncak (8-12 minggu) dan menstimulasi sel Leydig janin untuk mensekresikan testosterone, sedangkan pada saat bayi memasuki masa kanak –kanak kadar testosteron menurun dan akan meningkat lagi pada saat masa pubertas, yaitu pada usia 10-13 tahun.
    Hormon androgen ini tidak hanya disekresikan oleh testis namun juga disekresikan oleh kelenjar adrenal, tetapi efek yang ditimbulkan dari hormon androgen yang berasal dari kelenjar adrenal hanya pada pertumbuhan rambut axila dan pubis1

    Sistem hormone pria terdiri dari tiga komponen hormone, diantaranya: Hormon yang dikeluarkan hypothalamus, hormon pelepas gonadotropin (GnRH)
    Hormon hipofisis anterior, hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon lutein (LH), keduanya disekresi sebagai respon terhadap pelepasan hormon GnRH dari hipothalamaus.
    Hormon – hormon testis, testosteron dan estrogen yang disekresi oleh testis sebagi respon terhadap kedua hormon dari kelenjar hipofisis anterior.2


Gambar 1. Komponen Hormon Androgen pada Pria3


Fungsi Testosteron
Perkembangan karakteristik tubuh pria, yaitu pada penis dan scrotum
Penurunan testes
Pertumbuhan dan penyebaran rambut tubuh diatas pubis, keatas sepanjang linea alba, umbilikus, wajah dan dada.
Menimbulkan kebotakan
Perubahan suara menjadi suara bass ang khas
Penebalan pada kulit dan pada wajah akan timbul akne
Peningkatan pembentukan protein dan perkembangan otot
Peningkatan pertumbuhan tulang dan retensi kalasium
Meningkatakan metabolis basal
Meningkatakan eritropoeisis (pembentukan eritrosit)
Pengaruh pada elektrolit dan keseimbanagan cairan 4


Gambar 2. Fungsi Hormon Testosteron pada Pria 5

  • Hormon Kelamin Wanita

Organ reproduksi wanita yang berperan dalam produksi hormon ialah ovarium dan placenta (pada wanita normal yang hamil). Pada ovarium terdapat folikel dan corpus luteum yang berfungsi sebagai penghasil hormon gonadotropin pada wanita.6

Sistem hormone wanita terdiri dari tiga komponen hormon, diantaranya:
Hormon yang dikeluarkan hypothalamus, hormon pelepas gonadotropin (GnRH)
Hormon hipofisis anterior, hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon lutein (LH), keduanya disekresi sebagai respon terhadap pelepasan hormon GnRH dari hipothalamaus.
Hormon – hormon ovarium, estrogen dan progesterone yang disekresi oleh ovarium sebagi respon terhadap kedua hormon dari kelenjar hipofisis anterior.7


Gambar 3. Komponen Hormon Androgen pada Wanita4

Hormon Estrogen
Esterogen merupakan hormon yang dihasilkan oleh folikel yang matang dan corpus luteum. Hormon ini memilki organ target dan fungsi pada setiap organ targetnnya , yaitu :

  • Tubuh secara umum
    Estrogen berfungsi menstimulus perkembangan karakteristik seksual sekunder pada wanita.
  • Uterus
    Estrogen berfungsi menstimulus proliferasi sel-sel uterus
  • Ovaries
    Estrogen berfungsi dalam pembentukan sel telur (Ovum)
  • Kelenjar Mamae (Payudara)
    Estrogen berfungsi menstimulus perkembangan saluran kelenjar ASI

Anterior Pituitary
Estrogen berfungsi menstimulus burst like release LH 8

Hormon Progesteron
Pogesteron merupakan hormon yang dihasilkan oleh corpus luteum dan placenta. Hormon ini memilki organ target dan fungsi pada setiap organ targetnnya, yaitu :
Pada perempuan :

  • Uterus
    Memelihara ketebalan endometrium
    Menstimulus pelepasan nutrisi
  • Kel. Mamae (payudara)
    Menstimulus perkembangan alveoli dalam memproduksi ASI

Anterior Pituitary
Menghambat produksi dan pelepasan FSH dan LH 9


Peranan hormon Hypothalamus – Hipofisis pada Reproduksi Pria dan Wanita
Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH)
Gonadotropin Releasing Hormon diproduksi oleh Hipothalamus .Hormon ini disekresikan dan menuju sel target pada kelenjar hipofisis. Fungsi dari GnRH adalah :
1) Menstimulasi produksi Folikel Stimulating Hormon (FSH) dan Leutinizing Hormon (LH).
2) Mengatur pelepasan FSH dan LH oleh kelenjar hipofisis.10

Folikel Stimulating Hormon (FSH)
Folikel Stimulating hormon diproduksi oleh sel gonadotropin pada kelenjar hipofisis, pada lobus Anterior.
Sel target dari FSH ialah : testis (Tubulus semineferus) pada laki-laki dan ovarium pada perempuan .
Fungsi FSH pada :
Ø Laki-laki : Menstimulasi produksi sperma dengan cara mempengaruhi reseptor testosterone pada tubulus semineferus.
Ø Perempuan : ~ Menstumulasi perumbuhan dan pematangan folikel
~ Menstimulasi produksi estrogen pada corpus luteum 11

Leutinizing Hormone (LH)
Leutinizing Hormone diproduksi oleh sel gonadotropin pada kelenjar hipofisis, pada lobus Anterior. Sel target dari LH ialah : Tubulus semineferus testis pada laki-laki dan ovarium pada perempuan .
Fungsi LH pada :
Ø Laki-laki : Menstimulasi produksi sperma dalam proses spermatogenesis dengan cara menstimulasi sel intersisial leydig pada testis untuk mensekresikan testosterone.
Ø Perempuan : ~ Transforms ruptured follicle into corpus luteum
~ Menstimuslus produksi progesteron oleh corpus luteum
~Transforms ruptured follicle into corpus luteum 11





II. ISI

II. 1. Hipogonadisme Pada Pria

HIPOFUNGSI TESTIS
Hipofungsi testis dapat primer dalam testes (Hipogonadisme Pimer atau akibat defisiensi hormone gonadotropik kelenjar pituitary (Hipogonadisme Skunder). Penderita dengan hipogonadisme primer mengalami peningkatan kadar gonadotropin (Hipergonadotropik), mereka yang dengan hipogonadisme sekunder memiliki kadar rendah atau tidak ada sama sekali ( Hipogonadotropik ). 12

Etiologi
Hipogonadisme Primer
Hipogonadisme primer atau kegagalan testis terjadi akibat penyakit sisitemik , gagal ginjal dan serosis.orkitis , radioterapi gonad atau obat-obat sistemik anti kanker(jarang terjadi ) , adanya sindrom knilfelter(kariotipeXXY) , terjadi 1 pada 1000 kelahiran.

Hipogonadisme Sekunder
Hipogonadisme (kegagalan hypothalamus hipofisis) dapat disebabkan oleh penyakit berat atau malnutrisi, penyakit hipofisis, hiperprolaktinemia, Sindrom Kallmann (sindrom genetic terkait kromosom X yang menyebabkan kegagalan hypothalamus mensekresikan GnRH disertai dengan anosmia.13

Epidemiologi
Mortality/Morbidity
Tidak terjadi peningkatan kematian pada pasien dengan hipogonadisme .namun lebih sering mengalami infertile dan osteoporosis.
Ras
Tidak ada ras yang spesifik
Sex
Hypergonadotropic hypogonadism lebih banyak pada laki-laki dari pada wanita
Age
Hipogonadisme dapat terjadi pada semua umur.14


Patofisiologi


Gambar 4. Patofisiologi Hipogonadisme pada Pria dan Wanita15





Manifestasi Klinis


Gambar 5. Manifestasi Klinis Hipogonadisme pada Pria16



Diagnosis
Penegakan diagnosa hipogonadisme dilakukan berdasrkan :
1. Anamnesa, pemeriksaan fisik
Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang teliti dengan memperhatikan perubahan keadaan hormonal .
2. Gejala klinis yang timbul
3. Penilaian laboratorium
▪ Kadar testosterone serum (nilai normal serum : 3-10 ng /ml)
▪ Kadar gonadotropin serum
▪ Kadar FSH dan LH
▪ Stimulasi Klomifen


Tabel 1.Perbedaan antara hipogonadisme primer dan skunder

FSH dan LH
Testosteron dan Estrogen
Hipogonadisme Primer


Hipogonadisme Sekunder



Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan ialah :
Kariotipe, prolaktin, MRI fosa hipofisis dan hipothalamus.17


Penatalaksanaan
▪ Terapi penggantian Androgen: dapat menghilangkan gejala – gejala dan mencegah osteoporosis, tetapi tidak dapat memperbaiki infertilitas, yang pada hipergonadisme primer bersifat irreversible .
▪ Gonadotropin atau GnRH digunakan untuk merangsang fertilitas pada hipergonadisme sekunder.

Testosterone yang tersedia di Indonesia ( POM)
Oral Administration :
• Testosteron Undecanoat capsul 40mg
• Mesterolone tablet 25 mg
Intra Muscular Adminstration:
• Testosteron Propionat 30mg, Testosteron Phenylpropionat 60mg, Testosteron decanoat 100mg Ampul
• Testosteron Undecanoat 1000 mg ampul 18


Prognosis
Penderita hipogonadisme baik laki –laki maupun perempuan dapat hidup normal dengan penggantian hormon . 19

II. 2. Hipogonadisme Pada Wanita

HIPOFUNGSI OVARIUM
Hipofungsi ovarium dapat disebabkan oleh kegagalan perkembangan congenital, penghancuran pasca natal (hipogonadisme primer atau hipergonadotropik) atau kurangnya stimulasi oleh kelenjar hipofisis (hipogonadisme skunder atau hipogonadotropik).20

Etiologi
Hipogonadisme primer (kegagalan ovarium)
Kegagalan ovarium dapat terjadi secara genetic atau didapat terjadi pada 1 % wanita yang berusia < id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354113031248228514" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 320px; CURSOR: hand; HEIGHT: 240px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhozlo15UAXOl026ddEeJj-HVL4NqvzOMCbzK4p1HWpIhPfMne1hTjMeP7Tf6bvoIcfGLF6xxT9cZNcCkC2kCNTAd2O5aqiMc-YxXfDk38zgosfDeCJPzCO9RTTwo6bJZBVrTlUIAZTR8M/s320/Untitled.jpg5.jpg" border="0">

Gambar 6. Patofisiologi pada Hipogonadisme pada Wanita22





Manifestasi Klinis




Gambar 7. Manifestasi Klinis Hipogonadisme pada Wanita16



Diagnosa

Diagnosis hipogonadisme primer (hipogonadisme hipergonadotropik) sebelum pubertas adalah sulit, kecuali dalam kasusu Sindrom Turner, kebanyakan penderita yang terkena tidak memiliki manifestasi klinis pada pra –pubertas. Diagnosa tidak sulit pada penderita dengan defisiensi hormon tropic kelenjar pituitary, tetapi sulit membedakan hipogonadisme hipogonadotropik murni dengan keterlambatan pubertas fisiologis. 20


Penatalaksanaan
Pada kegagalan ovarium, terapinya adalah dengan estrogen, yang dapat meringankan gejala defisiensi dan mencegah komplikasi jangka panjang, seperti osteoporosis .21



Prognosis
Penderita hipogonadisme baik laki –laki maupun perempuan dapat hidup normal dengan penggantian hormon . 19




III. KESIMPULAN
Hipogonadisme adalah berkurangnya atau menurunnya hormone androgen sehingga mempengaruhi fungsi dan cirri seks dari kelamin baik pria dan wanita.





REFERENSI

1. Guyton and Hall. Fungsi Reproduksi dan Hormonal Pria (dari kelenjar pineal).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Edisi 9.Jakarta: EGC.1997.Hal: 1265
2. Guyton and Hall. Fungsi Reproduksi dan Hormonal Pria (dari kelenjar pineal).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Edisi 9.Jakarta: EGC.1997.Hal: 1268
3.
4. Guyton and Hall. Fungsi Reproduksi dan Hormonal Pria (dari kelenjar pineal).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Edisi 9.Jakarta: EGC.1997.Hal: 1275-1277
5. http://content.revolutionhealth.com/contentimages/images-image_popup-m7_testosterone.jpg
6. Guyton and Hall. Fungsi Reproduksi dan Hormonal Pria (dari kelenjar pineal).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Edisi 9.Jakarta: EGC.1997.Hal: 1281
7. Guyton and Hall. Fungsi Reproduksi dan Hormonal Pria (dari kelenjar pineal).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Edisi 9.Jakarta: EGC.1997.Hal: 1282
8. Guyton and Hall. Fungsi Reproduksi dan Hormonal Pria (dari kelenjar pineal).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Edisi 9.Jakarta: EGC.1997.Hal: 1291-1292
9. Guyton and Hall. Fungsi Reproduksi dan Hormonal Pria (dari kelenjar pineal).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Edisi 9.Jakarta: EGC.1997.Hal: 1292-1293
10. Wilson,LM dkk.Gangguan Sistem Reproduksi laki-laki. Price,SW dan Wilson,LM.Patofisiologi.Edisi 6.volume 2.Jakarta:EGC.2005.hal : 1312
11. Guyton and Hall. Fungsi Reproduksi dan Hormonal Pria (dari kelenjar pineal).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Edisi 9.Jakarta: EGC.1997.Hal: 1285
12. Behram dkk. Hipofungsi Testis.lmu Kesehatan Anak Nelson.Edisi 15.Vol 3.Jakarta:EGC.2000.Hal 1985.
13. Davey,Patrick.Hipogonadisme .At a Glance Medicine.Jakarta: Erlangga.2005.hal : 282
14. http://www.emedicine.com/Hypogonadism%20follow%20up%20-%20eMedicine.mht, Stephen Kemp, MD, PhD, Professor, Department of Pediatrics, Section of Pediatric Endocrinology, University of Arkansas and Arkansas Children's Hospital
Contributor Information and Disclosures
Updated: Nov 16, 2007
15. Silbernagi,S dan Lang,Penyebabdan akibat kelebihan dan defisiensi Androgen.Teks dan Atlas berwarna Patofisisologi .Jakarta:EGC. .Hal : 272
16. Dvey,Patrick.Hipogonadisme .At a Glance Medicine.Jakarta: Erlangga.2005.hal : 282
17. Wilson,LM dkk.Gangguan Sistem Reproduksi laki-laki. Price,SW dan Wilson,LM.Patofisiologi.Edisi 6.volume 2.Jakarta:EGC.2005.hal : 1316
18. Wilson,LM dkk.Gangguan Sistem Reproduksi laki-laki. Price,SW dan Wilson,LM.Patofisiologi.Edisi 6.volume 2.Jakarta:EGC.2005.hal : 1317
19. http://www.emedicine.com/Hypogonadism%20overview%20-%20eMedicine.mht, Stephen Kemp, MD, PhD, Professor, Department of Pediatrics, Section of Pediatric Endocrinology, University of Arkansas and Arkansas Children's Hospital
Contributor Information and Disclosures
Updated: Nov 16, 2007
20. Behram dkk. Hipofungsi Testis.lmu Kesehatan Anak Nelson.Edisi 15.Vol 3.Jakarta:EGC.2000.Hal 1995.
21. Davey,Patrick.Hipogonadisme .At a Glance Medicine.Jakarta: Erlangga.2005.hal : 283
22. Silbernagi,S dan Lang.Pengaruh Hormon Seks pada wanita.Teks dan Atlas berwarna Patofisisologi .Jakarta:EGC. .Hal : 272